Amarzukih | |
Nama Lengkap: | Amarzukih |
Tanggal Lahir: | 21 Jul 1984 (Usia 27) |
Tempat Lahir: | Jakarta |
Negara: | Indonesia |
Tinggi Badan: | 173 cm. |
Berat Badan: | 59 Kg. |
Peranan: | Gelandang |
Nomor Punggung: | 21 |
Sabtu, 11 Februari 2012
Profil Amarzukih
Profil Octavianus
Octavianus | |
Nama Lengkap: | Octavianus |
Tanggal Lahir: | 1 Jan 1981 (Usia 31) |
Tempat Lahir: | Padang |
Negara: | Indonesia |
Tinggi Badan: | 165 cm. |
Berat Badan: | 64 Kg. |
Peranan: | Gelandang |
Nomor Punggung: | 18 |
Profil A.A Ngurah Wahyu
A.A Ngurah Wahyu | |
Nama Lengkap: | A.A Ngurah Wahyu Trisanjaya |
Tanggal Lahir: | 28 Jul 1988 (Usia 23) |
Tempat Lahir: | Denpasar |
Negara: | Indonesia |
Tinggi Badan: | 180 cm. |
Berat Badan: | 70 Kg. |
Peranan: | Bek |
Nomor Punggung: | 28 |
Tim Nasional: | Indonesia U-23 |
Profil Fabiano Beltrame
Fabiano Beltrame
Baca Selengkapnya →Profil Fabiano Beltrame
Nama Lengkap: | Fabiano Da Rosa Beltrame |
Tanggal Lahir: | 29 Agu 1982 (Usia 29) |
Negara: | Brazil |
Tinggi Badan: | 184 cm. |
Berat Badan: | 85 Kg. |
Peranan: | Bek |
Nomor Punggung: | 15 |
Jumat, 10 Februari 2012
Profil Ramdhani Lestaluhu
Ramdhani Lestaluhu itu kecil-kecil cabe rawit. Biar kecil, nyali dan skillnya luar biasa.
Sebagai gelandang, Ramdhani bertipe pekerja keras dan lihai dalam dribel. Tendangannya terarah, tajam dalam menyerang, namun juga kokoh bertahan. Kecil tapi komplit!
Profil Singkat Ramdhani Lestaluhu
Nama Lengkap: Rizki Ramdani Lestaluhu
Tanggal Lahir: 5 Nov 1990
Tempat Lahir: Tulehu
Tinggi Badan: 167 cm.
Nomor Punggung Favorit: 7
Panggilan: Dani
Hobi: Main Gim
Makanan favorit: Soto
Pemain favorit: Pablo Aimar
Perjalanan Karir Ramdhani Lestaluhu
Saat ini menjadi idola baru Macan Kemayoran Persija Jakarta, Ramdhani juga pernah mencicipi kostum timnas Indonesia U-17 dan U-19.
Twitter Ramdhani Lestaluhu
Dalam akun twitternya @ramdanilesta, sempat terujar keprihatinan terhadap kualitas wasit nasional. "Wasit benar2 menghancurkn sepak bola indonesia_anj**g," itu yang pernah dikatakannya.
kami lebih pantas dijuluki "the young guns"
Pelatih Persija Jakarta Iwan Setiawan mengklaim skuad Macan Kemayoran lebih pantas mendapat label The Young Gun dari Pelita Jaya.
Pelatih yang berangkat dari posisi direktur teknik di Persija itu tidak sembarang ucap karena dari sepuluh pemain paling muda yang terdata di Badan Liga Indonesia (BLI) lima di antaranya berkostum oranye.
profil precious emuejeraye
Nama Lengkap: | Emuejeraye Precious | ||||||
Tanggal Lahir: | 21 Mar 1983 (Usia 28) | ||||||
Tempat Lahir: | Nigeria | ||||||
Negara: | Singapura | ||||||
Tinggi Badan: | 188 cm. | ||||||
Berat Badan: | 80 Kg. | ||||||
Peranan: | Bek | ||||||
Nomor Punggung: | 2 |
profil galih sudaryono
Galih Sudaryono | |||
Nama Lengkap: | Galih Sudaryono | ||
Nama Panggilan: | Galih Sudaryono | ||
Tanggal Lahir: | 4 Jan 1987 (Usia 25) | ||
Negara: | Indonesia | ||
Peranan: | Kiper | ||
Nomor Punggung: | 1 |
profil leo saputra
Nama Lengkap: | Leo Saputra Jacob |
Tanggal Lahir: | 20 Des 1980 (Usia 31) |
Tempat Lahir: | Pangkal Pinang |
Negara: | Indonesia |
Tinggi Badan: | 175 cm. |
Berat Badan: | 64 Kg. |
Peranan: | Bek |
Nomor Punggung: | 23 |
Profil Hasyim Kipuw
Personal information | |||
---|---|---|---|
Full name | Hasyim Kipuw | ||
Date of birth | May 9, 1988 (age 23) | ||
Place of birth | Maluku, Indonesia | ||
Height | 1.80 m (5 ft 11 in) | ||
Playing position | Defender | ||
Club information | |||
Current club | Persija Jakarta | ||
Number | 13 | ||
Youth career | |||
2003-2005 | PPLP Maluku | ||
2006 | SSB Remaja | ||
2006 | SSB UKI | ||
2007 | Trisakti | ||
2007-2009 | Persija Jakarta | ||
Senior career* | |||
Years | Team | Apps† | (Gls)† |
2009- | Persija Jakarta | 8 | (0) |
National team‡ | |||
2011- | Indonesia U-23 | 6 | (0) |
jadwal lanjutan persija (ISL)
ISL | Persija - Mitra Kukar | 11/02/12 15:30 WIB |
ISL | Persela - Persija | 15/02/12 15:30 WIB |
ISL | Persija - Persisam | 15/02/12 15:30 WIB |
ISL | Arema - Persija | 19/02/12 15:30 WIB |
ISL | Persija - Persiba | 05/03/12 15:30 WIB |
ISL | Persija - Gresik United | 12/03/12 15:30 WIB |
ISL | PSMS - Persija | 26/03/12 15:30 WIB |
ISL | PSAP - Persija | 29/03/12 15:30 WIB |
profil Robertino Pugliara
Nama Lengkap : | Robertino Gabriel Pugliara |
Nama Panggilan : | Robertino Pugliara |
Tanggal Lahir : | 24 Feb 1984 (Usia 27) |
Tempat Lahir : | ODAD de Buenos |
Negara : | Argentina |
Tinggi Badan : | 170 cm. |
Berat Badan : | 66 Kg. |
Peranan : | Gelandang |
Nomor Punggung : | 10 |
Profil Ismed Sofyan
Informasi pribadi | |||
---|---|---|---|
Nama lengkap | Ismed Sofyan | ||
Tanggal lahir | 28 Agustus 1979 (umur 32) | ||
Tempat lahir | ![]() | ||
Tinggi | 169 cm | ||
Posisi bermain | Bek kanan | ||
Informasi klub | |||
Klub saat ini | Persija | ||
Nomor | 14 | ||
Karier senior* | |||
Tahun | Tim | Tampil (Gol) | |
(1999) (2000-2002) (2002-sekarang) | Persiraja Persijatim Persija | (7) (12) | |
Tim nasional | |||
1999-sekarang | Indonesia | 41 (2) |
"Apa Pentingnya Nama Dibelakang Baju Itu"
"Bagi pemain-pemain junior "JANGAN PERNAH BERHENTI UNTUK BERMIMPI" karena mungkin suatu saat nanti, mimpi kalian akan menjadi kenyataan. Keyakinan, kerja keras dan di sertai dengan doa, akan membantu kalian untuk mewujudkan mimpi tersebut. Mungkin saat ini, kami para pemain senior yang membela nama Bangsa dan Negara. Akan tetapi bisa jadi suatu saat nanti, kalian yang akan menggantikan kami dalam berjuang mengenakan seragam Merah-Putih. Karena tim nasional itu adalah milik seluruh rakyat Indonesia. Siapapun mempunyai hak dan kewajiban untuk membela negaranya, tentunya sesuai dengan kemampuan dan kriteria-kriteria yang berlaku. Oleh karena itu persiapkan diri kalian sebaik mungkin.."
Jika Anda membaca pendahuluan diatas, maka sangat jelas jika pembahasan saya dalam artikel kali ini adalah mengenai tim nasional Indonesia yang kita sama-sama cintai dan banggakan..
Seperti yang kita ketahui, tim nasional Indonesia kebanggan kita akan menjalani partai terakhir penyisihan Piala Dunia 2014 melawan Bahrain, pada tgl 29 Februari mendatang di AL Manama, Bahrain. Dualisme liga yang tengah terjadi saat ini membuat pemain-pemain yang berlaga di Liga yang tidak diakui oleh PSSI atau Liga Super Indonesia, tidak lagi dapat memperkuat tim nasional Indonesia. Padahal seperti yang kita ketahui bersama, jika boleh di katakan 90% dari anggota skuad tim nasional Pra Piala Dunia 2014 adalah pemain-pemain yang saat ini berlaga di Liga Super Indonesia. Kenyataan tersebut, membuat hal ini menjadi sangat menarik untuk dibahas. Karena tanpa 90 % kerangka utama, maka sudah dapat dipastikan jika tim nasional akan tampil dengan muka-muka baru di laga terakhir Pra Piala Dunia tersebut..
Bukan Indonesia namanya jika segala sesuatunya tidak mengundang perdebatan panjang. Negara kita ini kan negara yang sangat suka berdebat, dari mulai hal yang remeh-temeh hinggalah sesuatu yang besar, semua harus melalui mekanisme perdebatan yang berlarut-larut. Sehingga tanpa kita sadari, mau tidak mau dan suka tidak suka hal tersebutlah yang membuat negara kita sering kali tertinggal beberapa langkah dari negara-negara lain.
Saat negara lain sudah mulai berangkat bekerja, kita masih saja berdebat mengenai baju apa yang sekiranya cocok untuk dipakai ke kantor. Saat negara lain sudah mulai berlari, kita masih asik berdebat mengenai sepatu apa yang kira-kira paling pas digunakan untuk berlari. Saat negara kita tengah panas-panasnya memperdebatkan mobil Esemka, maka tanpa kita sadari negara-negara yang lain sudah mulai menyiapkan landasan untuk berangkat terbang ke bulan..
Para pendiri negara ini dahulu memang meletakkan "Musyawarah Mufakat" sebagai landasan dalam membangun Republik Indonesia tercinta ini, akan tetapi bukan yang seperti ini. Dalam hal ini, saya tidak sedang mencoba untuk tidak setuju dengan para pendahulu kita, karena meletakkan budaya musyawarah Mufakat tersebut. Akan tetapi dahulu, para pendiri Republik ini membawa segala perbedaan pendapat ke dalam sebuah forum musyawarah, yang pada akhirnya selalu dapat menghasilkan sebuah keputusan mufakat. Dimana keputusan tersebut dapat mewakili setiap golongan yang berdebat, sehingga semua pihak dapat menghargai dan menghormatinya..
Sedang pada kenyataannya perdebatan-perdebatan yang berkembang saat ini, lebih pada sebuah adu argumentasi yang tidak berpresisi, disertai dengan arogansi serta penuh dengan gejolak rasa emosi. Hal tersebut membuat segala perbedaan pendapat tersebut menjadi semakin parah, tak terarah, tak lagi lumrah dan pada akhirnya membuat semuanya menjadi semakin terpecah belah..
Seperti yang saya sampaikan dalam artikel "Generasi Ompong - Januari 2012" bahwa:
"Media-media di Republik kita tercinta ini teramat sangat provokative akhir-akhir ini, banyak orang-orang berpengaruh negeri ini yang menggunakan media baik televisi, online maupun cetak dengan untuk menancapkan pengaruhnya kepada masyarakat dan terkadang juga untuk menjatuhkan para pesaingnya.."
Seperti juga saat ini, kenyataan diatas membuat media-media yang berbasis dua kutub yang berseterupun mulai memancing di air keruh, dengan berusaha untuk mempengaruhi opini publik. Ada yang menulis "Menghadapi Bahrain tanpa para pemain yang bermain di Liga Super Indonesia, peluang Indonesia sangatlah berat" atau "Apa yang dapat tim nasional lakukan tanpa pemain-pemain yang saat ini berlaga di Liga Super Indonesia..??" dari kalimatnya saja tentu kita sudah tahu berasal dari kutub yang mana berita ini dihembuskan..
Disisi lain juga terdapat pembahasan yang berisi demikian, "Apasih yang sudah di persembahkan pemain-pemain Liga Super Indonesia untuk tim nasional Indonesia..?? buktinya lemari trophy tim nasional masih kosong" atau "Saatnya membentuk tim nasional yang baru, dengan memotong generasi yang selama ini telah gagal", dan tentu dari kasat matapun kita juga akan tahu, jika pembahasan ini berasal dari kutub yang berseberangan..
Apakah ada yang salah dengan dua pembahasan yang sangat bertolak belakang diatas..?? Tentu tidak ada. Harus kita akui bersama, jika kualitas pemain-pemain lokal yang berlaga di Liga Super Indonesia, memang sedikit lebih baik dari pemain-pemain lokal yang berlaga di Liga Premier Indonesia. Itu terbukti dari anggota skuad tim nasional Indonesia baik Pra Piala Dunia 2014 maupun SEA Games 2011, 90% berasal dari tim-tim yang berlaga di sana Liga Super Indonesia. Ini adalah fakta..
Pembahasan yang kedua juga tidak salah sama sekali, terlepas dari memang pemain-pemain dari Liga Super Indonesia sedikit lebih baik. Akan tetapi apakah ada jaminan jika tim nasional yang beranggotakan para pemain Liga Super Indonesia akan sukses..?? Buktinya tidak ada satu gelar prestisius-pun yang mampir ke lemari trophy tim nasional. Hal tersebut jugalah sebuah fakta..
Akan tetapi terlepas dari dua pembahasan diatas yang memang benar adanya, apakah tidak sebaiknya jika awak media kita dapat menyajikan sebuah pembahasan atau berita mengenai tim nasional yang lebih arif dan bijaksana kepada masyarakat. Sebuah pembahasan yang pada akhirnya dapat memberikan efek mempersatukan, bukan malah sebaliknya memecah-belah..
Sejujurnya menurut pandangan saya pribadi, sebagai pemain dan juga mantan anggota tim nasional Indonesia. Terdapat sisi negatif dan sisi positif nya masing-masing, jika nantinya tim nasional Indonesia tampil dengan para pemain yang saat ini berlaga di Liga Premier Indonesia dan meninggalkan pemain-pemain yang berlaga di Liga Super Indonesia..
Sisi negatifnya adalah:
Sebagai tim yang baru dibentuk dan tentunya jarang sekali berkumpul bersama. Tim ini akan sedikit mengalami kesulitan dalam hal adaptasi. Baik adaptasi dengan pelatih tim nasional, sesama pemain dan juga tentu terhadap strategi apa yang akan dijalankan dalam pertempuran nanti. Kurangnya jam terbang yang dimiliki para pemain baru tersebut, mau tidak mau akan berpengaruh pada mental bertanding mereka. Apalagi mengingat atmosphere pertandingan di level international, sangat jauh berbeda dengan kompetisi di dalam negeri, apalagi partai ini akan dilangsungkan dikandang lawan. Keadaan persepakbolaan Indonesia yang tengah mengalami gejolak dan perpecahan seperti saat ini, tidak dapat dipungkiri juga akan menambah beban seluruh anggota tim nasional..
Sisi positifnya adalah:
Dengan hilangnya 90% kerangka tim nasional yang lama, maka sudah pasti banyak pemain yang selama ini terpinggirkan akan mendapat kesempatan untuk unjuk kebolehan. Bahkan tidak menutup kemungkinan akan banyak pemain yang menjalani debut international berbaju Merah-Putih saat melawan Bahrain nanti. Pemain-pemain tersebut biasanya akan memiliki motivasi yang berlipat ganda, karena di dalam hati mereka akan ada perasaan ingin membuktikan kepada masyarakat luas, bahwasanya mereka juga layak bermain atas nama Bangsa dan Negara. Hal tersebut jelas sebuah signal yang sangat positif. Karena dalam banyak kesempatan, kurangnya jam terbang dapat tertutupi oleh besarnya motivasi dan semangat juang yang tinggi dari para pemain itu sendiri..
Siapa yang berani menjamin tim nasional akan mendapatkan hasil yang bagus jika di perkuat pemain-pemain yang bermain di Liga Super Indonesia. Bukankah saat di perkuat para pemain Liga Super Indonesia kita kalah 0:2 dari Bahrain di Jakarta. Di sisi yang lain jangan juga berpikir terlalu sempit, dalam hal ini jika tim nasional tampil dengan pemain-pemain Liga Premier Indonesia, maka tim nasional pasti atau harus memetik hasil maksimal di AL Manama 29 februari nanti, tentu tidak bisa juga demikian..
Yang ingin saya tekankan disini adalah, keadaan yang menimpa dunia persepakbolaan negeri kita saat ini, adalah efek domino dari perseteruan para elite penguasa sepakbola Indonesia yang sama-sama keras kepala, sama-sama merasa paling benar, sama-sama merasa paling berhak dan juga sama-sama merasa paling mendapatkan dukungan dari seluruh masyarakat Indonesia..
Saya yakin dari dalam lubuk hati yang paling dalam para pemain, pelatih, wasit dan juga para perangkat pertandingan, baik yang di bawah naungan Liga Super Indonesia maupun Liga Premier Indonesia, tidak sedikitpun ada yang menginginkan dualisme liga seperti ini terjadi. Karena sejujurnya dalam keadaan yang serba tidak menentu seperti saat ini, kami adalah pihak-pihak yang paling di buat kebingungan. Kami adalah korban dari segala intrik politik yang tengah hebat berlangsung saat ini..
Sampai saat dimana saya menulis artikel ini, masih terjadi perdebatan yang sangat panas antara boleh atau tidaknya para pemain yang berlaga di Liga Super Indonesia membela panji Merah-Putih. Ada pihak-pihak yang bersikeras menyatakan "Boleh", setidaknya sampai menunggu batas waktu yang diberikan AFC dan FIFA untuk melakukan rekonsiliasi, pada akhir bulan Maret nanti. Di sisi lain ada juga pihak yang bersikukuh untuk "Melarang" para pemain Liga Super Indonesia untuk membela tim nasional, mereka menggunakan surat FIFA yang di tujukan kepada PSSI pada bulan Desember yang lalu sebagai acuan..
Satu hal yang ingin saya garis bawahi disini adalah. Berada di pihak manapun Anda-Anda sekalian, jangan pernah mengurangi kecintaan dan dukungan Anda terhadap tim nasional Indonesia. Sejatinya kami semua juga tidak ingin terpecah belah seperti apa yang terjadi saat ini. Oleh karena itu, bermaterikan siapapun dan berasal dari liga manapun pemain-pemain tim nasional kita nantinya, maka sudah seyogyanya kita dukung dengan segenap hati dan jiwa kita...
"Nama di belakang baju itu bisa siapa saja, warna bajunya juga bisa apa saja, tapi satu yang pasti lambangnya kan tetap sama, yaitu Burung Garuda.."
Artinya siapapun nama di belakangnya, menggunakan baju warna apa saja, selama memakai lambang garuda dan bernama tim nasional Indonesia, ya wajib hukumnya untuk kita dukung bersama. Karena walau bagaimanapun, mereka adalah duta-duta bangsa yang tengah memperjuangkan harkat dan martabat persepakbolaan Indonesia..
Apapun hasil yang di raih tim nasional Indonesia ketika berhadapan dengan Bahrain nanti, mereka akan tetap mendapatkan hormat dan apresiasi tertinggi dari saya pribadi dan sudah barang tentu juga seluruh pecinta tim nasional di Republik ini. Tidak akan mudah menjadi mereka di saat-saat seperti ini, di tengah segala pertikaian politik yang tidak seharusnya terjadi dalam arena sepakbola Indonesia, mereka berdiri untuk memikul tanggung jawab yang sangat berat...
Dan untuk itu saya angkat topi setinggi-tingginya.. Salute..!!
NB: Bagi Anda sekalian pecinta sepakbola Indonesia yang kebetulan pro kepada Liga Premier Indonesia, dan selama ini berpikir jika saya beserta tulisan-tulisan saya beraliran status quo, boleh kok kalo mau ikutan menyebarkan tulisan saya ini.. #ehem
Cinta Itu Mengalahkan Segalanya
Dalam beberapa minggu terakhir, di kalangan masyarakat sepakbola terdapat banyak pergunjingan tentang masa depan saya. Banyak orang mulai berspekulasi, tentang kemana kira-kira saya akan bermain pada musim yang akan datang. Mengingat musim kompetisi yang sebentar lagi mulai bergulir, dan saya masih belum menentukan pilihan, tentu hal itu menjadi sesuatu berdebatan yang sangat wajar…Saya tidak pernah menampik, jika memang ada beberapa tim yang menghubungi saya dan meminta kesediaan saya untuk membela panji mereka musim depan. Dan sejujurnya tim-tim tersebut memberikan penawaran yang sangat menarik, baik dari segi materi, kesempatan untuk meraih gelar maupun pengalaman baru dalam level yang lebih tinggi…
Dalam sebuah wawancara dengan salah satu TV swasta, saya pernah mengemukakan sebuah statemen, yang kurang lebih berisi demikian:
“Saya mencintai Persija dan saya merasa sangat nyaman berada di sini, sehingga saya akan berusaha sekuat tenaga saya untuk bertahan di tim ini. Akan tetapi mengingat Persija sendiri masih terlihat sangat sibuk dengan masalah intern mereka yang tak kunjung usai, maka saya pun sudah mulai menyiapkan mental saya jika nantinya saya harus meninggalkan Persija”
Ada beberapa tim yang menghubungi saya diantaranya Sriwijaya FC, Persib Bandung dan Persikad Depok, di samping itu saya juga mendapat kesempatan untuk kembali ke Selangor FC, Malaysia. Seperti yang saya kemukakan di awal tadi, jika tim-tim di atas memberikan penawaran yang sangat menarik dalam berbagai hal. Dalam kesempatan kali ini saya akan sedikit ceritakan bagaimana situasinya…
Tim yang paling serius adalah Sriwijaya FC, saya sudah berbicara dengan pelatih mereka Pak Rahmad dan juga Pak Bakti selaku wakil dari managemen, serta Pak Dodi sebagai Presiden Direktur PT SOM. Dari segi materi, Sriwijaya berani memberikan penawaran yang sangat menarik, mereka juga menawarkan kesempatan meraih gelar (mengingat materi pemain Sriwijaya boleh dikatakan The Dream Team musim depan), terlebih lagi mereka menawarkan sebuah tantangan baru di mana saya rasa setiap pemain menginginkan hal itu, yaitu berlaga di Liga Champion Asia…
Persib Bandung juga cukup serius dalam mendekati saya, salah satunya ditunjukan ketika sesaat setelah pertandingan Piala Selangor antara Selangor FC vs Persib Bandung, Pak Umuh mewakili managemen Persib sempat mengundang saya ke Hotel Grand Quality Shah Alam untuk membicarakan kemungkinan saya menyeberang ke Bandung. Pak Umuh banyak bercerita tentang visi dan proyeksi ke depan tim Persib yang sejujurnya cukup menarik di mata saya. Bahkan beliau juga sempat mengundang saya untuk datang ke Bandung bersama keluarga untuk membicarakan hal-hal yang lebih detail sambil berlibur…
Sedangkan tawaran dari Persikad Depok sendiri, sebenarnya lebih kepada sebuah kecelakaan menurut saya, akan tetapi tawaran tersebut tidak bisa saya pungkiri juga cukup menarik. Saat itu ketika saya pulang dari Kuala Lumpur, saya mendapat telepon dari Ismed Sofyan yang mengatakan jika Pak Edy Joenardi ingin bertemu dengan saya, Ismed Sofyan, Aliyudin dan Leo Saputra. Mengingat saat itu gencar diberitakan bahwa sosok Edy joenardi akan mengambil alih Persija, maka saya sangat antusias dengan berita dari Ismed tersebut. Yang ada di benak saya adalah Pak Edy mewakili Persija akan berbicara dengan kami, tentu hal tersebut cukup menggembirakan…
Akan tetapi ketika kami bertemu, bukannya membicarakan tentang Persija akan tetapi Pak Edy malah membicarakan kemungkinan kami berempat untuk menjadi punggawa Persikad Depok. Sejujurnya saat itu saya sangat terkejut dan sedikit jengkel, oke dari segi materi memang mereka menawarkan nominal yang sangat tinggi, akan tetapi itu semua jauh dari apa yang ada dalam benak saya mengenai pertemuan siang itu…
Mengenai Selangor, ehm.. saya mempunyai kenangan yang indah bersama tim ini. Selangor adalah raksasa sepakbola Malaysia yang mempunyai sejarah panjang, 33 kali juara Piala Malaysia adalah buktinya. Akan selalu menyenangkan dapat kembali ke sana, dan itu adalah salah satu alasan saya menerima ajakan Selangor untuk bermain dalam Piala Selangor melawan Persib Bandung. Suasana Stadion Shah Alam tidak pernah berubah, malam itu kenangan 3 tahun yang lalu seakan terulang kembali, apalagi malam itu saya mampu menyumbangkan 2 gol dan mengantar Selangor mengalahkan Persib Bandung…
Penawaran-penawaran di atas jelas membuat saya merasa sangat bimbang. Secara pribadi saya masih ingin bertahan di Persija, akan tetapi tim ini terkesan pasif dengan tidak segera memberikan kabar. Sejujurnya, saya hampir saja bergabung dengan Sriwijaya FC, melalui Pak Bakti saya sempat menyampaikan bahwa 80% saya bersedia bergabung dengan mereka, akan tetapi saya meminta waktu untuk meyakinkan hati saya, bahwa pada akhirnya saya harus membela tim lain selain Persija di Indonesia…
Saya juga menyampaikan, jika Sriwijaya masih mau menunggu, maka saya akan berterima kasih, akan tetapi jika Sriwijaya memutuskan untuk membatalkan rencana mereka, saya juga bisa menerima keputusan itu. Setelah itu Sriwijaya tidak pernah lagi menghubungi saya, sehingga saya anggap mereka membatalkan rencana untuk merekrut diri saya…
Mengenai Persib Bandung, apa yang terjadi lebih kepada saya tidak ingin mengkhianati diri saya, Persija dan The Jakmania. Karena tentu akan sangat menyakitkan buat semua pihak, jika saya sampai bergabung dengan Persib Bandung, mengingat rivalitas antara Persija dan Persib sudah menjadi tradisi serta begitu mengakar…
Untuk Persikad Depok, bukannya saya anti untuk berlaga di divisi utama. Akan tetapi, saya masih berkeinginan untuk bermain di level Liga Super. Di samping untuk merasakan atmosfer yang jelas lebih menantang, lebih daripada itu saya ingin menjaga peluang saya untuk tetap bisa membela Tim Nasional Indonesia. Sehingga nominal tinggi yang mereka ajukan, sama sekali tidak membuat diri saya bergeming…
Mengenai Selangor sendiri, mereka memang sudah membicarakan kemungkinan saya untuk kembali. Akan tetapi, masalah terbesarnya adalah regulasi di Malaysia, yang belum bisa memastikan jika kompetisi Malaysian Super League boleh menggunakan pemain asing kembali atau tidak. Hal tersebut baru akan dibicarakan lagi setelah musim ini berakhir. Sedangkan Malaysian Super League sendiri baru akan berakhir bulan Oktober, sehingga akan sangat terlambat bagi saya pribadi untuk mengambil keputusan tersebut…
Terlebih lagi mengingat akhir-akhir ini hubungan Indonesia-Malaysia yang semakin memanas, sehingga membuat saya dan keluarga akan merasa sedikit kurang nyaman dengan situasi ini, jika nantinya saya memutuskan bermain di sana kembali…
Dengan pertimbangan di atas, akhirnya saya menetapkan hati untuk bertahan di Persija dengan apa pun konsekuensinya .Dan gayung pun bersambut, pada suatu pagi saya dan Ismed sofyan didampingi Bung Ferry, mendapat kesempatan untuk bertemu dengan Pak Harianto Bajoeri dan Pak Gubernur Fauzi Bowo, guna menanyakan serta membahas kelangsungan tim Persija selepas gagalnya Edy Joenardi Group mengakuisi Persija. Dan tanpa menunggu waktu lama, Bang Foke langsung memberikan instruksi kepada Pak Harianto Bajoeri untuk segera membentuk tim Persija untuk mengarungi kompetisi ISL musim depan…
Mungkin dari segi nominal harga, apa yg akan saya dapatkan di Persija masih di bawah apa yg ditawarkan Sriwijaya, Persikad, Selangor FC atau bahkan di bawah pendapatan saya musim lalu. Dari segi materi tim dan peluang juara, mungkin Sriwijaya dan Persib sedikit di atas, yang memang sangat terlambat dalam membentuk tim. Dari segi tantangan, mungkin Sriwijaya dan Selangor akan memberikan saya pengalaman yang sangat berharga, dengan tampil di Asian Champions League musim depan. Akan tetapi semua itu dapat saya kesampingkan karena “Kecintaan saya terhadap Persija”…
Saya pasti bangga jika mampu menjadi juara dan tampil di Asian Champions League bersama Sriwijaya FC atau Selangor FC. Akan tetapi, saya pasti akan merasa lebih bangga jika saya mampu meraih itu semua bersama Persija Jakarta, tim yang telah membesarkan nama saya dan telah memberikan banyak hal kepada perkembangan karir saya…
Persija memang tengah mengalami krisis finansial, sehingga tidak mampu memberi seperti apa yang tim lain mampu berikan kepada saya. Akan tetapi sekali lagi, selama 9 musim saya bermain untuk Persija, tim ini telah memberikan banyak hal kepada diri saya. Sehingga tidak ada salahnya, jika di saat tim ini sedang mengalami masalah dan sedikit terpuruk, saya melakukan sedikit hal yang saya mampu, untuk balik menolong tim ini…
Saya rela memotong pendapatan saya, agar Persija mampu mendatangkan pemain baru yang berkualitas, guna menyongsong musim baru nanti. Sehingga Persija tetap mampu bersaing memburu gelar terbaik di musim depan…
Ternyata memang benar pepatah yg mengatak bahwa: “Cinta Itu Buta” dan pada kenyataannya..
“CINTA ITU MENGALAHKAN SEGALANYA”…
tetap satu
"Berbeda Bendera Bukan Berarti Kita Tidak Dapat Bersahabat"
Waktu jam tangan Polar saya menunjukkan pukul 19:12 WIB, ketika saya mulai menulis aretikel ini. Saat ini hujan rintik-rintik tengah turun membasahi daerah dimana saya atau tim Persija Jakarta (Lebih tepatnya) menginap. Suara gemericik laju air yg berasal dari sebuah sungai tidak jauh dari hotel ini, menjadi irama sehati untuk mengarungi kesejukan cuaca Soreang malam ini...
Seperti yg kita ketahui bersama, besok (18 maret 2011) saya bersama Persija jakarta akan menghadapi sebuah partai klasik dalam lanjutan liga super Indonesia, menghadapi tuan rumah Persib Bandung. Sebuah partai yg sarat akan emosi serta kental akan aroma persaingan dari kedua klub, yg memang sudah terjadi sejak lama. Sebuah pertarungan penuh gengsi, yg tidak jarang akan merembet hingga keluar dari kotak berukuran 90 X 110 Meter, bernama lapangan sepakbola...
Malam ini, ditemani setermos bandrek (Minuman khas tanah pasundan) dan suara gemericik air hujan yg menerpa genteng penginapan, saya ingin sedikit menarik kebelakang pada peristiwa-peristiwa yg pernah saya alami, selama saya membela panji Persija Jakarta dan bermain menghadapi Persib Bandung. Beberapa peristiwa, yg sesungguhnya lebih mirip seperti situasi perang dalam film-film, akan tetapi sangat disayangkan jika hal tersebut memang menjadi sebuah hal yg nyata...
Akan saya mulai cerita ini, dengan pengalaman saya saat pertama kali mendapat kesempatan untuk merasakan, panasnya atmosfer persaingan antar dua klub besar negeri ini, yaitu Persija jakarta (Macan kemayoran) dan Persib Bandung (Maung Bandung)...
Partai pertama saya menghadapi Persib Bandung, terjadi kira-kira 11 th yg lalu tepatnya pada musim 1999/2000 atau Liga Indonesia ke VI. Saat itu pertandingan di gelar di sebuah lapangan milik angkatan darat (Saya lupa nama lapangan tersebut), mengingat Persib Bandung tengah menjalani partai usiran karena sesuatu hal. Saya ingat betul, ketika itu Persib Bandung masih di perkuat oleh beberapa nama yg sangat tenar di blantika dunia persepakbolaan Indonesia, khususnya Bandung dan Jawa Barat..
Dibawah mistar ketika itu, masih dijaga oleh seorang kiper kawakan yg bernama Sanusi Anwar (Saat ini menjadi assisten pelatih kiper Persib Bandung). Dibarisan belakang sendiri, terdapat duet pemain belakang yg terkenal keras, lugas dan tanpa kompromi, yaitu Yadi Mulyadi dan Heri Setiawan. Yusuf Bachtiar masih menjadi andalan di lini tengah Persib Bandung pada masa itu. Sedang di lini depan, bercokol sebuah nama yg masih menjadi momok menakutkan bagi tim-tim lawan ketika itu, yaitu Sutiono Lamso...
Sedang kami sendiri Persija Jakarta, ketika itu bermaterikan gabungan antara pemain muda serta pemain-pemain senior yg juga cukup malang melintang di kancah sepakbola negeri ini. Diantara squad Persija Jakarta ketika itu adalah, M. Halim dibawah mistar, Nur'alim, Suwandhi H.S, Warsidi (Belakang). Anang Ma'ruf, Budiman Yunus, Luciano Leandro, Imran Nahumaruri, Dedi Umarela (Tengah). Dan Widodo C Putra serta saya sendiri (Bambang Pamungkas) di barisan depan..
Saya ingat betul, ketika itu kami berhasil memukul Persib Bandung dengan skor 2 - 3, melalui dua gol saya dan satu gol dari Widodo C Putra. Pertandingan sendiri berjalan dengan sangat keras bahkan menjurus kasar, entah berapa banyak kartu kuning yg harus keluar dari kantong wasit ketika itu, baik untuk pemain Persib Bandung maupun Persija Jakarta. Itu adalah pengalaman pertama saya, saat merasakan laga sakral liga Indonesia yg bertajuk "Duel Dua Macan" (Maung Bandung VS Macan Kemayoran...
Sebelas tahun sudah pertandingan tersebut berlalu. Memang sudah sejak lama Persija Jakarta dan Persib Bandung mempunyai hubungan yg kurang harmonis, baik didalam maupun di luar lapangan. Akan tetapi di masa-masa itu, kami (Pemain Persija) masih dapat menginap di dalam kota Bandung (Hotel Naripan) sehingga masih dapat menikmati indahnya kota kembang. Bahkan kami masih dapat berjalan-jalan ke Bandung Indah Plaza untuk sekedar mencuci mata, atau bahkan menikmati beberapa kuliner dari kota Bandung yg memang terkenal akan kelezatannya...
Akan tetapi beberapa tahun belakangan ini, nampaknya hal tersebut sudah hampir mustahil untuk dapat kembali terulang. Jangankan untuk berjalan-jalan di kota Bandung, untuk tinggalpun saat sekarang ini kami harus mencari penginapan yg jauh dari keramaian kota. Hal itupun masih harus di tambah lagi, dengan pengawalan extra ketat dari pihak kepolisian, yg bertujuan untuk memastikan keselamatan dari seluruh anggota tim. Saya yakin jika hal tersebut, juga dialami oleh tim Persib Bandung ketika mereka bertandang ke ibukota Jakarta...
Berangkat maupun pulang dari stadion menaiki mobil rantis atau terkadang Humvee milik angkatan darat, bukanlah pemandangan yg aneh beberapa tahun belakangan ini. Sebagai pemain Persija, kami pernah mengalami bus yg kami tumpangi pecah kaca di seluruh bagian bus, akibat lembaran batu dari pendukung Persib, hingga beberapa pemain mengalami luka berdarah akubat terkena pentalan serpihan kaca. Kami sempat harus menunggu hingga pukul 9 malam di dalam stadion, hingga akses jalan menuju penginapan steril dari para pedukung. Bahkan kami juga pernah harus diungsikan ke sebuah KOREM untuk menghindari amuk massa, saat kami berhasil menumbangkan Persib di Siliwangi...
Di sisi lain saya ingat betul ketika pada musim 2007, pemain Persib Bandung ketika itu Riduan Barkouwi dan Cristian Bekamenga menolak untuk bermain, karena menerima teror berupa lembaran batu ke bus yg mereka tumpangi selama dalam perjalanan menuju stadion Lebak Bulus. Bahkan saya sendiri yg ketika itu tidak bermain karena cedera, berinisiatif untuk memasuki lorong pemain persib dan membujuk mereka berdua agar mau bermain. Bahkan sempat terjadi sebuah peristiwa di tahun 2005, ketika tim Persib Bandung tidak hadir ke lapangan (WO) dan memilih untuk pulang ke Bandung, karena khawatir dengan keselamatan mereka jika harus bertanding di Lebak Bulus...
Dan hal yg paling menyedihkan terjadi di tahun 2010, tepatnya di perhelatan Piala AFF Jakarta kemarin. Ketika salah satu sahabat saya menulis di twitter mengenai terjadinya pemukulan terhadap seorang pendukung merah-putih, yg ketika itu tengah menggunakan seragam tim nasional bernomor 9 bernama Gonzales, oleh oknum yg tidak bertanggung jawab. Entah siapa yg melakukan dan dengan alasan apapun, jelas pemukulan tersebut sudah jauh keluar dari batas-batas etika dan kewajaran...
Apapun alasannya, mereka adalah sama-sama pendukung tim nasional Indonesia. Dan berasal dari tim manapun, kami adalah anak-anak bangsa yg bermain untuk membela satu bendera, yaitu bendera Indonesia. Walaupun Cristian Gonzales sendiri sejatinya berasal dari Uruguay, akan tetapi saat ini dia adalah bagian dari bangsa kita, dan juga bermain untuk membela panji merah-putih...
Maka sudah seyogyanya dan sewajarnya, jika nama Gonzales juga dielu-elukan oleh pendukung merah-putih di seantero negeri ini. Sehingga tidak ada hal yg salah maupun aneh, ketika seseorang penonton datang ke stadion menggunakan baju bernama dan bernomor punggung pemain tersebut (Cristian Gonzales). Sama halnya ketika pendukung yg lain datang menggunakan seragam merah-putih bernama Irfan, Firman, Okto, Maman, Hamka maupun nama saya sendiri...
Sudah seburuk itukah mental supporter sepakbola di negeri ini..?? Pertanyaan itu seketika menyeruah di benak saya, ketikapertama kali mendengar peristiwa tersebut. Apakah sudah sedemikian sempitnya cara berpikir supporter-supporter kita, sehingga sudah tidak dapat lagi membedakan fanatisme kedaerahan, dengan nasionalisme kita dalam berbangsa dan bernegara..?? Tentu hal tersebut menjadi sesuatu yg teramat sangat patut untuk disayangkan...
Masih melekat dalam benak saya, ketika saya mendapat cemoohan dari seluruh penonton yg berada di stadion Siliwangi, ketika Indonesia menjamu Maladewa dalam sebuah partai ujicoba menjelang AFF 2010 digelar. Ketika itu, penonton satu stadion memaki saya dengan kata-kata yg kurang nyaman untuk didengar, hanya karena saya adalah pemain yg berasal dari Persija Jakarta. Padahal ketika itu saya bermain atas nama Indonesia, tim yg mereka dukung dan membuat mereka datang ke stadion. Bahkan beberapa penonton yg duduk di dekat lorong menuju ruang ganti tim nasional, sempat meludah ketika saya berjalan memasuki ruang ganti. Dalam koferensi pers setelah pertandingan usai, Afred Riedl sendiri sempat menyayangkan perlakuan kasar supporter kota Bandung tersebut terhadap diri saya..
Beberapa minggu kemudian, dalam lanjutan liga Indonesia, Persija bertemu dengan Persib di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Ketika itu Persija dapat mengalahkan Persib dengan skor yg cukup telak (3:0), melalui gol dari Greg, Aliyudin dan saya sendiri. Dalam konferensi pers setelah pertandingan, seorang wartawan mengajukan sebuah pertanyaan yg sejujurnya ditujukan dengan sengaja untuk memancing komentar emosional saya...
Sebuah pertanyaan yg berisi dekian:
# Bambang apakah gol ke gawang Persib tadi menjadi bukti, atau menjawab cemoohan pendukung Persib yg sempat mencaci-maki anda saat bermain di Bandung beberapa waktu yg lalu..??
Saat itu inilah jawaban saya:
* Saya tidak ingin membuktikan apapun kepada siapapun, apa yg saya lakukan hari ini adalah murni menjadi tugas saya. Di Bandung beberapa waktu yg lalu, saya memang mengalami sutuasi yg kurang mengenakkan. Akan tetapi perlu di ingat, bahwa saat itu saya bermain untuk tim nasional Indonesia, itu artinya mereka sesunggungnya adalah juga pendukung saya. Saya yakin jika ketika itu mereka tengah mendukung saya, akan tetapi mungkin dengan cara yg sedikit berbeda hehehe. Jadi rasanya akan menjadi hal yg kurang baik, jika hal tersebut terlalu di besar-besarkan...
Bagi rekan-rekan wartawan yg hadir dalam sesi konferensi pers ketika itu, saya yakin jika anda sekalian pasti ingat betul dengan jawaban saya diatas...
Apa yg ingin saya sampaikan dalam tulisan ini adalah. Sampai kapan kita (Pendukung Persib Bandung dan Persija Jakarta) akan terus berlaku demikian..?? Apakah kita harus menunggu hingga beberapa korban lagi berjatuhan, agar kita segera sadar dan mengakhiri permusuhan yg sesungguhnya tidak beradab ini..?? Tidak sadarkah kita jika kebrutalan anda sekalian (Para Supporter) tersebut, sudah sampai kepada tahap yg menggangu kenyamanan masyarakat..??
Dunia persepakbolaan kita ini sudahlah cukup carut-marut dengan segala macam permasalahan yg terjadi. Maka janganlah lagi, ditambah dengan kerusuhan-kerusuhan supporter yg tidak jelas juntrungannya tersebut. Fanatisme kedaerahan atau kepada sebuah tim yg berasal dari daerah kita memang wajib untuk dijaga, akan tetapi alangkah bijaksananya jika hal tersebut tidak sampai melanggar norma-norma, hak asasi serta hukum yg ada di negara kita tercinta ini...
Diantara pemain dari kedua belah tim sendiri, sebenarnya tidak pernah terjadi gesekan yg berarti. Dalam banyak kesempatan kami sering makan bareng, ngopi sama-sama bahkan saling bercanda-tawa, karena kami sadar betul jika permusuhan kami cukup hanya sebatas diatas lapangan saja, saat membela bendera klub masing-masing. Diatas lapangan, kami memang berseteru, saling dorong, saling jegal bahkan tidak jarang terdapat ketegangan disana. Akan tetapi itu semua, murni karena rasa tanggung jawab dan profesionalisme kami, dalam menjalani profesi kami sebagai pemain sebakbola, "Tidak lebih dan tidak kurang"...
Bagi pemain sendiri, sebuah kekelahan atau kemenangan memang sudah menjadi hal yg biasa terjadi dalam profesi yg kami tekuni ini. Terkadang beberapa kekalahan maupun kemenangan memang patut diapresiasi dengan sedikit rasa emosional. Akan tetapi kami juga akan segera dengan cepat melupakan kekalahan atau kemenangan tersebut, mengingat masih banyak pertandingan-pertandingan lain yg menunggu kami di keesokan harinya, yg tentunya juga membutuhkan persiapan serta konsentrasi yg baru...
Sedangkan bagi supporter sendiri, terkadang sebuah kekalahan seringkali di sikapi dengan terlalu berlebihan, sehingga tidak jarang menjurus kepada hal-hal yg bersifat anarkis. Padahal tanpa mereka sadari, tindakan mereka tersebut pada akhirnya dapat merugikan tim kebanggan mereka sendiri...
Siapa yg rugi jika sebuah partai kandang harus dimainkan tanpa adanya penonton..?? Siapa pula yg tidak merasa kecewa jika tidak dapat menyaksikan partai kandang tim kesayangan kita, karena harus dipindahkan ke tempat netral..?? Belum lagi kerugian-kerugian yg harus tim kesayangan mereka bayar, jika sampai para supporter merusak fasilitas yg ada di dalam stadion mereka sendiri. Seharusnya hal tersebut juga menjadi pertimbangan dari anda sekalian para supporter...
Melalui goresan saya ini, saya ingin menghimbau kepada seluruh supporter yg akan hadir di stadion Jalak Harupat besok. Baik pendukung Persib Bandung maupun pendukung Persija Jakarta, yg mungkin hadir dengan memakai atribut lain. Marilah kita jaga atmosfer pertandingan besok agar tetap dalam keadaan aman, nyaman, terkendali serta dalam koridor-koridor sportifitas. Jauhkanlah sikap-sikap fanatisme kedaerahan serta tidakan anarkis, yg pada akhirnya akan dapat mencoreng dunia persepakbolaan negeri ini..
Mari kita saling bahu-membahu untuk memajukan dunia persepakbolaan kita ini, dengan berperilaku yg sewajarnya serta menjunjung tinggi rasa sportifitas. Mari kita kembali kepada hakekat awal dari olahraga sepakbola itu sendiri. Dimana diatas segala rivalitas yg mengakar tersebut, sepakbola itu sendiri dimainkan untuk menjalin silaturahmi, persahabatan, persatuan serta persaudaraan...
Semoga pada pertandingan besok, apapapun hasil akhir dari pertandingan itu sendiri. Kita masih dapat menjaga harkat dan martabat kita, sebagai manusia-manusia yg beradab serta menjunjung tinggi slogan yg bernama "Sportifitas". Karena sejatinya:
"Berbeda Bendera Bukan Berarti Kita Tidak dapat Bersahabat"
Selesai..
profil bambang pamungkas
Nama | Bambang Pamungkas |
Nama Panggilan | Bambang, Bepe, Gechil |
Tempat, Tanggal Lahir | Getas, Kab. Semarang 10 Juni 1980 |
Agama | Islam |
Orang Tua | * H. Misranto (Ayah) * Hj. Suriptinah (Ibu) |
Kakak | * Agus Handoko Misranto * Agus Budhi Suseno * Tri Agus Prasetijo * Eni Kusumawati * Nanik Setyowati |
Adik | * Dyah Ernawati |
Istri | * Tribuana Tungga Dewi |
Anak | * Salsa Alicia * Jane Abel * Syaura Abana |
Cita-cita | Guru dan Chef |
Pendidikan | * Taman Kanak-kanak Bangun 1 Getas Kab. Semarang (1984-1986) * SD Negeri Kauman Lor 3 Getas Kab. Semarang (1986-1992) * SMP Negeri 1 Salatiga, *Kelas 1C *Kelas 2C *Kelas 3A (1993-1996) * SMU Negeri 1 Salatiga, *Kelas 1C *Kelas 2C *Kelas 3 IPS 2 (1997-1999) * Sekolah Tinggi Ekonomi Indonesia Rawamangun (2 semester) |
Hobi | Membaca buku dan Memasak |
Saran | Bagi pemain-pemain junior "JANGAN PERNAH BERHENTI UNTUK BERMIMPI" karena mungkin suatu saat nanti, mimpi kalian akan menjadi kenyataan. Keyakinan, kerja keras dan di sertai dengan doa akan membantu kalian untuk mewujudkan mimpi tersebut. Mungkin saat ini, kami para senior yang membela nama Bangsa dan Negara, akan tetapi bisa jadi suatu saat nanti kalian yang akan menggantikan kami dalam berjuang mengenakan seragam Merah-Putih. Karena Tim nasional itu adalah milik seluruh rakyat Indonesia. Siapapun mempunyai hak dan kewajiban untuk membela negaranya, tentunya sesuai dengan kemampuan dan kriteria-kriteria yang berlaku. Oleh karena itu persiapkan diri kalian sebaik mungkin... |
Buku | BEPE20 Ketika Jemariku Menari |
Sabtu, 04 Februari 2012
kerusuhan di isl
Inilah Foto Ketika Suporter Persiwa Menyerang Ratusan JAKMANIA Di Stadion Mandala Krida (Jogja) ..
Kami JAKMANIA "Bukan karena takut dengan suporter persiwa,tapi kami masih menghormati tuan rumah BRAJAMUSTI,kami JAKMANIA bisa membedakan mana yang POSITIF ataupun NEGATIF"
Suporter dewasa,Suporter yang bisa membedakan,mana yg baik dan mana yg tidak baik..
THE JAK LOVE PEACE.
#SAJETE + SADIS.
#THE JAK + BRAJAMUSTI Kita Sodara Bukan Musuh.
#Glorypersija
-AtC-
Langganan:
Postingan (Atom)